Sekilas Tentang Golok Seliwa

…Sebilah golok berkelabat dengan cepat, hanya menyisakan kilau’an dari badan golok yang putih, susah diikuti dengan pandangan mata. Membentuk cahaya yang membungkus tubuh pemegangnya, berputar-putar, membacok, mengiris, dari atas kebawah, dari samping ke kanan, terkadang bersembunyi di ketiak, terlipat di tangan dan seterusnya; seperti tarian ular kobra dalam irama terompet. Dan,.. bim salabim..!, golok sudah berpindah dari tangan kanan ke kanan kiri si pemegang golok, tanpa tahu kapan proses perpindahannya, nyaris tidak terlihat ..dan hoplah!..kini sudah berpindah lagi ke tangan kanan sambil dengan lincah bergerak, melangkah ke segala arah mengayunkan jurus-jurus seliwa yang cepat, tangkas dan telengas. 

Asal Usul Seliwa
Dalam perbincangan informal penulis, sebelum acara dimulai, Bang Husin membeberkan tentang ilmu Golok Seliwa yang langka ini. Menurut Bang Husin, salah satu sebab mengapa nama Seliwa dipakai adalah karena kebanyakan gerakan terakhir dalam jurus ilmu golok ini berakhir dengan Seliwa yaitu posisi kaki kiri didepan dengan tangan kanan di depan (posisi menyilang antara tangan dan kaki). Bang Husin sendiri mendapatkan ilmu ini dari keluarganya, yaitu dari ayahnya (babe—istilah betawi), Bpk Husni Embot. Sejak usia 15 tahun dia digembleng oleh babenya untuk ilmu Golok Seliwa dan beladiri tradisional lainnya; setelah itu dia juga sempat disuruh oleh ayahnya untuk berguru pada beberapa pihak lainnya. Babe’nya ini belajar dari kakek (engkong)-nya. Soal siapa guru di atas kakek’nya, Bang Husin sendiri mengaku tidak begitu tahu. Karena memang dulu waktu belajar tidak begitu banyak dikupas soal sejarah keilmuan aliran ini. Hingga praktis silsilah kelimuan berhenti di dua generasi di atas Bang Husin. Untuk saat ini praktis dapat dikatakan bahwa Bang Husin seoranglah yang masih memegang dan menguasai ilmu Golok Seliwa.
 .