“Satu Jurus, Satu Hari”, untuk kelestarian budaya bangsa, warisan mulia dari leluhur kita ini. Inilah salah satu bukti nyata bahwa kita mencintai bangsa Indonesia,
Rabu, 28 September 2011
Pendekar trans7 eps 28 golok seliwa
Praktek ber-golok
Praktek ber-golok
Tidak hanya mendengar ulasan tentang Seliwa ataupun sekedar melihat para praktisi seliwa memainkan golok; peserta workshop diajak untuk merasakan langsung keampuhan permainan golok ala Seliwa. Acara ini dilakukan selepas istirahan siang dan bertempat di lantai 2 tempat pertemuan tersebut yang adalah sebuah Madrasah Haji Tajjudin bin Haji Syahroni.
Latihan ini pun dimulai dengan pengenalan dan praktek jurus tangan kosong dari Suliwa yang dicontohkan langsung oleh Bang Husin, dengan didampingi oleh para murid seniornya yaitu Bang Edwin, Mas Harjanto Pramono/ipam, Bang Janu, Mas Rudy, dan masih banyak senior lainnya; yang penulis sendiri kurang hapal namanya J –sorry ya–. Terlihat semua peserta tampak antusias dalam menjalankan jurus-demi jurus tangan kosong.
Memang jurus dalam seliwa yang diberikan memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Bang Husin sendiri sempat memainkan beberapa jurus sebagai contoh. Terlihat gerakannya sangat cepat, tegas tapi lentur dan siap dengan banyak kemungkinan perubahan. Seorang anggota Seliwa membisiki penulis bahwa kekhasan Golok Seliwa diantaranya adalah permainan goloknya yag cepat dan tegas ini, serta perpindahan golok ke tangan yang lainnya (kanan/kiri) yang tidak terlihat atau nyaris tidak dapat terdeteksi oleh penonton, berikut cara memasukkan golok ke sarungnya yang dilakukan dengan mengandalkan rasa dengan tanpa melihat ke golok/sarung.
Dan tibalah saatnya untuk berlatih golok berdasarkan jurus tangan ksong tadi. Penulis sendiri sebetulnya tidak biasa memegang golok dan ada rasa ‘ngeri dan seram’ jika memegang atau melihat golok di tangan orang lain. Hal ini mungkin dirasakan juga oleh sebagian peserta yang belum memiliki latar belakang beladiri. Dalam memandang golok memang agak menakutkan.
Namun seiring berjalannya waktu terlihat bahwa memang dalam ilmu seliwa, golok adalah maen golok. Jadi peserta memang seakan begitu asyik bermain-main dengan golok walaupun golok yang penulis pegang hanyalah golok tumpul ; karena belum berani memegang golok yang tajam; seperti miliki mas rudy alias keentup tawon yang mampu mengiris kertas dengan hasil yang sama dihasilkan oleh ketajaman silet…wuiihhh…bagi penulis memang masih terasa agak mendebarkan jantung.
Lama kelamaan golok (tumpul J ) tidak lagi menakutkan malah menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk diolah, digerakan dan mulai mendapat bayangan dengan apa yang dimaksud dengen golok adalah bagian dari tubuh; bahwa seliwa adalah maen golok.
Latihan tidak hanya melibatkan golok, salah seorang murid senior Bang Husin yaitu Mas Harjanto (alias ipam atawa mantrijeron, betul gak ni namanya?—maaf ya kalo salah) berbaik hati berbagi satu dua teknik pisau ; langsung dalam sebuah aplikasi praktis menghadapi serangan pisau dan melakukan serangan dengan pisau.
Golok adalah bagian dari Diri
Golok adalah bagian dari Diri
Berbeda dengan kebanyakan konsep dalam beladiri lainnya. Senjata (golok) dalam Seliwa bukanlah perpanjangan dari tangan. Golok adalah bagian dari badan, bagian dari diri kita. Sehingga diharapkan bermain golok adalah bagian dari diri dengan segala atributnya.
Untuk lebih menjelaskan lagi konsep ini; Bang Edwin pun memberi contoh langsung pada peserta workshop. Katakanlah ada sebuah situasi dimana tangan kita yang memegang golok dapat dipegang dan dikunci oleh lawan sehingga menjadi ‘mati’ dalam makna beladiri. Karena golok adalah bagian tubuh praktisinya; maka bagian tubuh lainnya dapat membantu untuk meng’hidup’kan kembali golok dengan melakukan baik serangan balasan ataupun bongkar’an terhadap diri lawannya. Dengan demikian karena golok adalah satu kesatuan dengan tubuh atau dapat dikatakan sebagai bagian dari diri; maka interaksi dan juga gerakan golok juga tergantung dari pohon/tubuh atau diri praktisinya. Tidak peduli jika tangan praktisinya sudah ‘mati’ terkunci, selama masih ada bagian diri yang bisa meng’hidup’kan atau selama pu’un atau diri/badan masih bisa hidup maka selama itu pula golok Seliwa akan bisa tetap bisa ‘hidup’.
Jurus Seliwa
Jurus Seliwa
Untuk jurus dalam Seliwa, antara lain, ada yang namanya Pu’un (pohon) ada 6, jurus kembang ada 6; dan jurus gabungan ada 1; termasuk cara memegang senjata pada berbagai posisi, mencabut golok dari sarungnya, cara memutar, melipat, menyerang, berpindah tangan dan memulangkan kembali golok ke sarungnya tanpa melihat proses ini dengan pandangan mata.
Dalam setiap Jurus terkandung 8 unsur yaitu :
1. Sikap badan menghadap lurus (percaya pada yang Satu, untuk Satu Tujuan, dll
2. ada 2 bentuk tenaga yaitu tenaga.kosong dan isi (atau kombinasi setengah setengah)..dengan ibarat: kalau suami keluar rumah, harus meninggalkan bekal di rumah agar ar anak istri tidak kelaperan..
3. ada 3 wadah yang berisi tenaga yaitu .kaki, badan, tangan
4. ada 4 cara tata cara pergerakan yakni: gerak hati, gerak badan, gerak kaki, gerak tangan dan ada 4 arah sasaran dasar.
5. 4+1 gerak golok untuk 4 sehat 5 sempurna;
6. Puun dan kembang masing memiliki 6 jurus;
7. Setiap jurus Puun ada 7 langkah..
8. Sampurna…(bulet semua sisi kayak angka 8 ini
Dalam belajar ilmu golok seliwa para praktisinya memang diminta untuk bersikap seperti bayi yang baru lahir; menyimpan dulu semua konsep/ketrampilanlainnya dan bersedia mengikuti contoh, bimbingan serta arahan dari perguruan. Kendari demikian, pada proses selanjutnya olah pikir juga akan mulai diterapkan dalam praksis beladiri atau permainan golok. Dilanjutkan dengen olah rasa ; dengan mengenal rasa, dan segala pernik-perniknya; yang kesemua hal ini diharapkan akan menumbuhkan kebijaksanaan yaitu niat yang luhur dan murni dari hati.
Makna Seliwa
Makna Seliwa
Dalam workshop, pada acara pemaparan tentang ilmu golok seliwa , murid senior Perguruan Golok Seliwa, Bang Edwin mengungkapkan lebih dalam mengenai makna dari seliwa .
Seliwa ternyata memiliki banyak arti yang mendalam. Pertama-tama, seliwa menunjukkan posisi fisik/tubuh yang menyilang antar tangan dan kaki. Misalnya kaki kiri di depan maka tangan kanan di depan dalam sikap pasang atau pukulan; demikian juga sebaliknya. Bahkan posisi salah satu tangan yang terbuka dan salah satunya menutup pun sudah dapat dikategorikan sebagai seliwa.
Seliwa juga dapat berarti tenaga yang bersilang. Misalnya dalam posisi kuda-kuda dengan kaki kanan dan tangan di depan; tumpu kekuatan tenaga ada di kaki kiri dan tangan kanan, ini juga sudah seliwa. Arah tenaga/energi yang berlawanan.
Arah yang hendak dituju juga dapat dimaknai sebagai seliwa jika untuk mencapainya tidak langsung (lurus) ke sasaran namun berputar, secara tidak langsung, melingkar atau ke bawah dulu baru ke atas, dan seterusnya. Tidak linier dan tidak satu arah tapi kaya akan berbagai kemungkinan arah. Dan yang terakhir seliwa dalam rasa. Rasa ke dalam diri dulu baru rasa ke luar diri.
Secara ringkas ada hal prinsip beladiri dalam ilmu Golok Seliwa yaitu amankan dulu (diri/posisi), bongkar dan habiskan. Penerapannya memang lebih mudah dilihat dalam praktek. Semisal ada lawan yang memegang leher kita, maka kita amankan dulu diri/leher kita, bongkar cekikaknya dan habiskan lawannya. Dalam prakteknya biasanya tiga hal ini bahkan dapat terjadi dalam satu gerakan saja.
Senin, 26 September 2011
Workshop Golok & Pisau khas Seliwa
Sekilas Acara yang pernah di buat
Sahabat Silat, Setelah tertunda sekian lama, workshop Golok & Pisau khas Silat Seliwa Insya Allah akan diselenggarakan pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 20 Juni 2009
- Tempat: Madrasah Haji Tajjudin bin Haji Syahroni, Jl. Kebalen 2, Blok S, Kebayoran Baru
- Jam: 10.30 – 12.00 Diskusi mengenai kaidah Silat Seliwa
- Jam 13.30 – 16.00 Workshop
Acara ini terbuka untuk siapa saja, baik anggota maupun non anggota Komunitas SahabatSilat.com, dipersilakan untuk berpartisipasi. Sesi pagi (diskusi) tidak dikenakan biaya, sedangkan sesi siang (workshop) dikenakan biaya Rp 150.000,- per peserta. Bagi peserta workshop, golok untuk pelatihan akan dipinjamkan oleh panitia, dimana saat ini telah disediakan golok sebanyak 10 buah. Apabila peserta melebihi, akan dipesan lagi golok tambahan. Untuk itu kami mohon agar paling lambat Rabu, 10 Juni 2009, peserta telah mendaftarkan dirinya agar mendapatkan golok.
Kami harapkan partisipasi dari Sahabat Silat semua…… Dijamin enggak rugi ikutan workshop ini, permainan Silat Seliwa sangat unik dan sangat menarik untuk dipelajari.